Gambar Foto : Pixabay.com |
Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat - Pelindung barrier, yang disebut secara umum disebut sebagai alat pelindung diri (APD), telah digunakan selama bertahun-tahun untuk melindungi pasien dari mikroorganisme yang ada pada petugas kesehatan.
Namun dengan munculya AIDS dengan Hepatitis C, serta meningkatkan kembali Tuberkulosis di banyak Negara, pemakaian APD menjadi juga sangat penting untuk melindungi petugas. Dengan munculnya infeksi baru seperti flu burung, SARS dan infeksi lainnya (Emerging Infectious Diseases), pemakaian APD yang tepat dan benar menjadi semakin penting.
Baca Juga:
Ruang Lingkup Ilmu Kesehatan Masyarakat
Alat pelindung diri mencakup sarung tangan, masker, alat pelindung mata (pelindung wajah dan kaca mata), topi, gaun apron dan pelindung lainnya. Di banyak Negara lain, topi, masker, gaun dan duk sering terbuat dari kain atau kertas, namun pelindung yang paling baik adalah yang terbuat dari bahan yang telah diolah atau bahan sinetik yang tidak tembus air atau cairan lain (darah atau cairan tubuh).
Bahan yang tahan air ini tidak banyak tersedia karena harganya yang mahal. Di banyak Negara, kain katun ringan (dengan jumlah benang 140/inci2) adalah bahan yang paling umum digunakan untuk pamakaian bedah (masket, topi dan gaun) serta duk. Sayangnya, katun yang ringan tersebut tidak merupakan penghalang yang efektif, karena cairan dapat tembus dengan mudah sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi.
Denim, kanvas dan bahan berat lainnya, disisi lain, terlalu tebal untuk ditembus oleh uap pada waktu pengukusan sehingga tidak dapat di sterilkan, sulit dicuci dan memerlukan waktu yang terlalu lama untuk kering. Sebaliknya bahan kain yang digunakan berwarna putih atau terang kotoran dan kotaminasi dapat terlihat dengan mudah.
Topi atau masker yang terbuat dari kertas tidak boleh digunakan ulang karena tidak ada cara untuk membersihkannya dengan baik. Jika tidak dapat dicuci jangan digunakan lagi. (Depertemen Kesehatan, 2009).
Baca Juga:
Pengertian Ilmu Kesehatan Masyarakat Menurut Para Ahli
Jenis-jenis alat pelindung diri
Secara umum alat pelindung diri terdiri atas beberpa macam yang lazim dipakai pada setiap kondisi pekerjaan, jenis alat pelindung diri tersebut adalah sebagai berikut :
1). Sarung tangan
Sarung Tangan |
2). Masker
:
Masker |
Harus cukup besar untuk menutupi hidung,
mulut, bagian bawah dagu, dan rambut pada wajah (jenggot). Masker digunakan
untuk menahan cipratan yang sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah berbicara, batuk
atau bersin serta untuk mencegah percikan
darah atau
cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan. Bila masker
tidak terbuat dari bahan yang tahan dari cairan, maka masker tersebut tidak
efektif untuk mencegah kedua hal tersebut.
3). Alat pelindung mata :
Alat Pelindung Mata |
Melindungi petugas dari percikan darah atau cairan tubuh lainnya dengan cara melindungi mata. Pelindung mata mencakup kacamata (goggles) plastik bening, kacamata pengaman, pelindung wajah dan visor. Kacamata koreksi atau kacamata dengan lensa polos juga dapat digunakan, tetapi hanya jika ditambahkan pelindung pada bagian sisi mata.
Petugas kesehatan harus menggunakan masker dan pelindung mata atau pelindung wajah, jika melakukan tugas yang memungkinkan adanya percikan cairan secara tidak sengaja kearah wajah. Bila tidak tersedia pelindung wajah, petugas kesehatan dapat menggunakan kacamata pelindung atau kacamata biasa serta masker.
4). Topi
Gambar Foto : Pixabay.com |
Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan rambut tidak masuk kedalam luka selama pembedahan. Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut.
Meski pun topi dapat memberikan sejumlah perlindungan pada pasien, tetapi tujuan utamanya adalah untuk melindungi pemakainya dari darah atau cairan tubuh yang terpercik atau menyemprot.
5). Gaun pelindung
Gaun Pelindung |
Digunakan untuk menutupi atau mengganti pakai biasa atau seragam lain, pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui droplet/airbone. Pemakain gaun pelindung terutama adalah untuk melindungi baju dan kulit petugas kesehatan dari sekresi respirasi.
Ketika merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular tersebut, petugas kesehatan harus menggunakan gaun pelindung setiap masuk ruangan untuk merawat pasien karena ada kemungkinan percikan atau semprotan darah cairan tubuh, sekresi atau eksresi.
Pangkal sarung tangan harus menutupi ujung lengan gaun sepenuhnya. Lepaskan gaun sebelum meninggalkan area pasien. Setelah gaun dilepas pastikan bahwa pakaian dan kulit tidak kontak dengan bagian potensial tercemar, lalu cuci tangan segera untuk berpindahnya organisme.
Kontaminasi
pada pakaian
yang dipakai saat bekerja dapat diturunkan 20-100 kali dengan memakai
gaun pelindung. Perawat yang menggunakan
apron plastik saat
merawat pasien bedah abdomen dapat menurunkan transmisi S. Aureus 30 kali dibandingkan
dengan perawat yang memakai baju seragam dan ganti tiap hari.
6). Apron
Gambar Foto : Pixabay.com |
Alat yang terbuat dari karet atau
plastik, merupakan penghalang tahan air untuk sepanjang bagian depan tubuh
petugas kesehatan. Petuagas kesehatan harus mengunakan apron dibawah gaun
penutup ketika melakukan perawatan langsung pada pasien, membersihkan pasien,
atau melakukan prosedur dimana ada resiko tumpahan darah, cairan tubuh atau
sekresi. Hal ini sangat penting bila gaun pelindung tidak tahan air apron akan
mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas kesehatan.
Baca Juga:
Sejarah Ilmu Kesehatan Masyarakat
7). Pelindung kaki :
Pelindung Kaki |
Digunakan untuk melindung kaki dari cedera akibat benda tajam atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak segaja ke atas kaki. Oleh karena itu, sadal, “sandal jepit” atau sepatu yang terbuat dari bahan lunak (kain) tidak boleh dikenakan. Sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup memberikan lebih banyak perlindungan, tetapi harus dijaga tetap bersih dan bebas kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh lain.
Penutup sepatu tidak diperlukan jika sepatu bersih. Sepatu yang tahan terhadap benda tajam atau kedap air harus tersedia di kamar bedah, sebuah penelitian menyatakan bahwa penutup sepatu dari kain atau kertas dapat meningkatkan kontaminasi karena memungkinkan darah merembes melalui sepatu dan sering kali digunakan sampai diruang operasi. Kemudian di lepas tanpa sarung tangan sehingga terjadi pencemaran. (Summers at al. 1992).
Penulis: Dr. Irwan S.KM, M.Kes
0 Comments