![]() |
Gambar Foto : Pixabay.com |
Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat - Tahapan pencegahan penyakit meliputi 4 tahap, yaitu :
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menghindari kemunculan dan kemapanan di bidang sosial, ekonomi, dan pola kehidupan yang diketahui mempunyai kontribusi untuk meingkatkan risiko penyakit. Upaya ini sesuai dengan masalah penyakit tidak menular yang saat ini cenderung menunjukkan peningkatan. Contohnya adalah : Adanya peraturan pemerintah tentang larangan merokok di tempat-tempat umum, Adanya aturan tentang gizi, Impor dan ekspor makanan , Penanganan komprehensif rokok , Pencegahan hipertensi dan promosi aktivitas fisik/olahraga.
Pencegahan awal ini diarahkan untuk mempertahankan kondis dasar atau status kesehatan masyarakat yang bersifat positif yang dapat mengurangi kemungkinan suatu penyakit atau faktor risiko yang dapat berkembanga atau memberikan efek patologis. Upaya pimordial adalah mempertahankan kondisi kesehatan yang positif yang dapat melindungi masyarakat dari gangguan kondisi kesehatan yang sudah baik.
Pengertian Sakit dalam Bahasa Inggris
Tingkat pencegahan primer adalah suatu upaya untuk memodifikasi faktor risiko atau mencegah berkembangnya faktor risiko, sebelum dimulainya perubahan patologis, dilakukan pada tahap suseptibel dan induksi penyakit, dengan tujuan mencegah atau memnunda kejadian baru suatu penyakit.
Tingkat pencegahan primer berkaitan dengan pencegahan primoridal dan reduksi kerugian. Pencegahan primordial merupakan strategi pencegahan penyakit dengan menciptakan lingkungan yang dapat mengeliminasi faktor risiko, sehingga tidak diperlukan intervensi preventif lainnya. Contoh: (1) Program eliminasi global cacar, sehingga tidak diperlukan imunisasi cacar; (2) Penciptaan lingkungan bersih sehingga tidak diperlukan pengabutan nyamuk Aedes agypti; (3) Program eliminasi garam dari semua makanan yang jika tercapai sangat efektif untuk mencegah hipertensi.
Pencegahan tingkat pertama (primer) secara garis besar dapat berupa pencegahan umum dan pencegahan khusus. Pencegahan umum dimaksudkan untuk mengadakan pencegahan pada masyarakat umum, contohnya pendidikan kesehatan masyarakat dan kebersihan lingkungan. Sedangkan pencegahan khusus ditujukan pada orang-orang yang mempunyai risiko dengan melakukan imunisasi, misalnya imunisasi terhadap diftheri, pertusis, tetanus, polio, dan hepatitis. (Budiarto, 2003).
Baca Juga:
Pengertian Ilmu Kesehatan Masyarakat Menurut Para Ahli
Pencegahan primer merupakan segala kegiatan yang dapat menghentikan kejadian suatu penyakit atau gangguan kesehatan sebelum hal itu terjadi. Tujuan pencegahan primer adalah untuk mengurangi insidensi penyakit dengan cara mengendalikan penyebab-penyebab penyakit dan faktor risikonya. Pencegahan ini meliputi tiga aspek, yaitu : Promosi kesehatan, Pendidikan kesehatan dan Perlindungan kesehatan. Pencegahan primer dilakukan dengan dua cara yaitu ;
Intervensi ini dilakukan sebelum perubahan patologis terjadi (fase prepatogenesis). Jika suatu penyakit lolos dari pencegahan primordial, maka giliran pencegahan tingkat pertama ini dilakukan. Apabila penyebab penyakit dapat lolos dari upaya pencegahan, maka penyakit akan timbul yang secara epidemiologi tercipta sebagai suatu penyakit yang endemis atau yang lebih berbahaya, apanila timbul dalam bentuk Kejadian Luar Biasa).
Contohnya adalah pengurangan polusi udara di perkotaan dengan pengukuran sulfur dioksida dan emisi-emisi lainnya yang berasal dari mobil dan industri. Penggunaan kondom untuk pencegahan infeksi HIV.
Pencegahan sekunder merupakan upaya pencegahan pada fase penyakit asimtomatis, tepatnya pada tahap preklinis, terhadap timbulnya gejala-gejala penyakit secara klinis melalui deteksi dini (early detection). Jika deteksi tidak dilakukan dini dan terapi tidak diberikan segera maka akan terjadi gejala klinis yang merugikan. Deteksi dini penyakit sering disebut “skrining”. Skrining adalah identifikasi yang menduga adanya penyakit atau kecacatan yang belum diketahui dengan menerapkan suatu tes, pemeriksaan, atau prosedur lainnya, yang dapat dilakukan dengan cepat. Tes skrining memilah orang-orang yang tampaknya mengalami penyakit dari orang-orang yang tampaknya tidak mengalami penyakit. Tes skrining tidak dimaksudkan sebagai diagnostik. Orang-orang yang ditemukan positif atau mencurigakan dirujuk ke dokter untuk penentuan diagnosis dan pemberian pengobatan yang diperlukan (Last, 2001).
Pencegahan ini lebih ditujukan untuk mengobati para penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit melalui diagnosis dini dan pemberian pengobatan. Program skrining sering dilakukan pada program kesehatan. Pencegahan sekunder merupakan metode efektif untuk melakukan intervensi, karena deteksi yang dilakukan masih dalam periode dini (tahap pra klinik). Contohnya : skrining hipertensi dan pengobatan hipertensi pada usia lanjut.
Bentuk utama pencegahan tingkat kedua (sekunder) adalah penyaringan atau screening. Dengan skrining diharapkan dapat dideteksi indikator fisiologi awal (early psuyhological indicator) yang ada sebelum orang menunjukkan keluhannya. Contoh skrining aalah papsmear untuk kanker serviks, tes pendengaran untuk kerusakan ketulian, skin test untuk tuberkulin, VDRR untuk sifilis dan vhenylalanine test untuk thenylketonuria (PKU) retardasi mental.
Deteksi dini pada tahap preklinis memungkinkan dilakukan pengobatan segera (prompt treatment) yang diharapkan memberikan prognosis yang lebih baik tentang kesudahan penyakit daripada diberikan terlambat. Tabel berikut menyajikan contoh penyakit dan pencegahan sekunder.
Contoh bentuk pencegahan sekunder terhadap kejadian penyakit menular sebagai berikut ;
Selain
itu, pemberian pengobatan dini pada mereka yang dijumpai menderita atau
pemberian kemoprofilaksis bagi mereka yang sedang dalam proses patogenesis
termasuk mereka dari kelompok risiko tinggi penyakit menular tertentu.
Pencegahan ini dilakukan setelah penanganan sistem dengan berbagai strategi pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikankembali kearah sistem stabilitas secara optimal. Tujuan utamanya adalah memperkuat daya tahan tubuh, mencegah agar tidak mengalami kecacatan, serta mencegah penyakit muncul kembali (masa rehabilitasi). Upaya pencegahan tersier dapat dilakukan dengan:
Pencegahan tersier merupakan pembatasan terhadap segala ketidakmampuan dengan menyediakan rehabilitasi saat penyakit, cidera, atau ketidakmampuan sudah terjadi dan menimbulkan kerusakan. Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi komplikasi penyakit yang sudah terjadi. Sasaran pencegahan tersier adalah membantu mereka yang terkena penyakit dan mengalami cidera atau ketidakmampuan untuk menghindari penggunaan yang tidak bermanfaat dari pelayanan kesehatan agar tidak terjadi ketergantungan kepada praktisi kesehatan dan instistusi pelayanan kesehatan.
Rehabilitasi merupakan upaya yang dlakukan untuk memulihkan seseorang yang sakit sehingga menjadi manusia yang lebih berdaya guna, produktif dn memberikan kualitas hidup sebaik mungkin. Misalnya rehabilitasi luka-luka, terapi latihan untuk mempertahankan kondisi otot, pergerakan, dan mencegah kontraktor bagi penderita paralise akibat stroke.
Baca Juga:
Ruang Lingkup Ilmu Kesehatan Masyarakat
Contoh pencegahan tersier adalah rehabilitasi penyakit jantung, Sesuai dengan konsep rehabilitasi dini maka bagi penderita pasca serangan jantung dan pasca bedah jantung tanpa komplikasi akan dilaksanakan program latihan sedini mungkin. Penderita akan didatangi tim rehabilitasi untuk menjelaskan maksud latihan yuang akan dilaksanakan.
Berdasarkan penjelasan diatas maka tingkat pencegahan penyakit berdasarkan fase penyakit dan kelompok target sasaran pada masing-masing tingkat pencegahan dijelaskan pada tabel berikut :
Salah
satu kegunaan pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit adalah untuk dipakai
dalam merumuskan dan melakukan upaya pencegahan. Artinya, dengan mengetahui
perjalanan penyakit dari waktu ke waktu serta perubahan yang terjadi di setiap
masa/fase, dapat dipikirkan upaya-upaya pencegahan apa yang sesuai dan dapat
dilakukan sehingga penyakit itu dapat dihambat perkembangannya sehingga tidak
menjadi lebih berat, bahkan dapat disembuhkan. Upaya pencegahan yang dapat
dilakukan akan sesuai dengan perkembangan patologis penyakit itu dari waktu ke
waktu, sehingga upaya pencegahan itu di bagi atas berbagai tingkat sesuai
dengan perjalanan penyakit.
1) Fase sebelum sakit {Pre Patogenesia}
Fase
pre-pathogenesis dengan tingkat pencegahan yang disebut pencegahan primer
(primary prevention). Fase ini ditandai dengan adanya keseimbangan antara agent
(kuman penyakit/ penyebab),host (pejamu) dan environtment (lingkungan).
2) Fase selama proses sakit {Patogenesis}
Fase pathogenesis, terbagi dalam 2 tingkatan pencegahan yang disebut pencegahan sekunder (secondary prevention) dan pencegahan tersier (tertiary prevention). Fase ini dimulai dari pertama kali seorang terkena sakit yang pada akhirnya memiliki kemungkinan sembuh atau mati.
Penulis: Dr. Irwan S.KM, M.Kes
0 Comments